Cerita Yang Masih Tertinggal

Ada beberapa cerita yang masih tertinggal dari kepulangan kami dari Johor ke Surabaya. Yang baru sempat ditulis dan dibagi sekarang.

Dari sekolah ADA, berikut beberapa photo di hari terakhirnya bersekolah di Sekolah Kebangsaan Taman Nusa Perintis 1, Johor Bahru:

0234, 0248, 0264, 0268, 0276, 0285 –> photo-photo ini menyusul, ada kesulitan uploading.

Sekarang ADA telah bersekolah kembali di Elementary School Anak Bangsa Cerdas di Taman Dayu, Pandaan – Pasuruan. ADA nampak dapat beradaptasi dengan cepat di lingkungan sekolahnya yang baru dan ia terlihat senang bersekolah di sana.

Detail perjalanan Johor Surabaya-nya sendiri tidaklah luar biasa, lancar-lancar saja. Hanya mungkin karena waktu keberangkatannya yang sangat pagi maka aku sempat membuat rencana-rencana cadangan agar tidak sampai terlambat di bandara Senai. Lalu ada perkenalan tak terduga di Senai dengan seorang gadis Surabaya yang sedang menghabiskan liburan akhir minggunya di Johor dan Singapore, yang kemudian sangat membantu meringankan biaya kelebihan bagasi kami dengan penggunaan tiketnya. Selebihnya adalah cerita penerbangan biasa saja dan kami sampai dengan selamat di Surabaya.

Perpisahan kami dengan teman-teman di apartemen barangkali yang cukup heboh, terutama sekali dengan Sashi dan keluarganya. Emilly dan Mama Ani berurai air mata dan pelukan erat mereka seolah tak dapat dipisahkan, bak sepasang kekasih yang tak ingin berpisah. Demikian juga antara ADA dengan Yaswini yang sudah bagaikan adik dan kakak yang saling menyayangi. Mereka berdua bahkan masih terisak-isak lama setelahnya. Perpisahan yang sungguh sarat emosi.

Meski telah berjauhan, kami tetap menjaga hubungan dengan mereka melalui SMS, telepon dan email. Terakhir menghubungi Emilly minggu lalu ia mengabarkan bahwa ia dinyatakan positif hamil oleh dokter sedang mengandung janin 2 bulan.

Dengan posting tulisan ini dan dengan telah sampainya juga paket barang kami, maka kisah-kisah dari kehidupan di Gelang Patah, Johor Bahru – Malaysia berakhir sudah. Sebuah episode kehidupan berakhir di sana dan sebuah episode yang baru segera hadir untuk dijalani. Semua adalah scenario dari Sang Maha Pengatur Allah SWT, kepadaNya hidup ini aku pasrahkan.

Kurir Barang

Lantaran lama ngga’ datang-datang juga menjemput barang yang sudah disiapkan, rencana menggunakan kurir AFreight Cargo aku batalkan. Mereka janji-janji terus akan datang menjemput, yang ternyata tidak terlaksana sampai minggu ini. Karena itu kemaren aku ngubek-ngubek internet mencari kurir lain yang bisa mengirimkan barang dari Johor ke Surabaya. Dan ternyata hasil ubek-ubek itu  cukup membantu dalam menghemat biaya dan kepraktisan.

Mandiri Sejahtera Cargo namanya. Dari perbincangan dengan staff yang datang ke rumah mengantarkan kardus, sepertinya dimiliki dan dikelola oleh orang Indonesia, tapi aku tidak begitu pasti. Layanannya door to door juga, jadi konsumen tidak perlu repot menggotong-gotong barang, cukup menunggu mereka datang menjemput ke rumah. Kotak disediakan (tidak ada biaya tambahan) bahkan mereka juga menyediakan jasa membantu mengepak barang di rumah.

dscn0200Biayanya cukup kompetitif. Untuk sistem paket kotak ukuran XL (85x65x60 cm) mereka mengenakan biaya RM300 dan kotak ukuran L (55x55x60 cm) dikenakan biaya RM200. Bandingkan dengan AFreight Cargo seperti rencanaku sebelumnya yang mengenakan biaya RM380 untuk kotak Jumbo ukuran 60x60x60 cm dan RM180 untuk kotak Imut ukuran 60x40x30 cm. Sementara untuk pengiriman barang dengan satuan kilogram, MS Cargo menetapkan harga tergantung kota tujuan. Namun tetap jauh lebih murah jika dibandingkan dengan kurir-kurir lain seperti Tiki, DHL atau Posindo.  Lihat tarif harganya di sini.

Nah pagi tadi 2 kotak yang sangat berat inipun telah diambil oleh petugas MS Cargo. Ya, sangat berat karena sebagian besar isinya adalah buku-buku, peralatan dapur, pakaian dan beraneka barang tetek bengek lain yang sayang untuk ditinggal/dibuang. Diperkirakan akan sampai di Surabaya dalam waktu 2 minggu.

Minggu Terakhir Di Gelang Patah

Masih bagian dari rangkaian panjang menjelang berakhirnya episode Gelang Patah, kami dan teman-teman baik di lingkungan apartemen sering mengadakan acara kumpul-kumpul bersama. Entah itu sekedar makan siang di rumah kami, berkaraoke di rumah Emily, makan malam di rumah auntie Rajesh atau jalan ke luar bersama seperti ke restoran Mana Lagi dan belanja di AEON/Jusco Bukit Indah.

dscn0300 dscn0325 dscn0182 dscn0321 dscn0216

Waktu yang tersisa sebelum keberangkatan kurang dari satu minggu lagi, namun entah masih ada berapa banyak acara berkumpul lagi yang akan diadakan. Menurut Mama Ani, teman-temannya yang banyak itu sudah membuatkan agenda acara sampai menjelang hari keberangkatan! Telepon kami terus berbunyi menghadirkan ajakan atau pesan untuk bertemu. Kadang ketukan di pintu rumah juga membuat kami bercengkrama berlama-lama. Kata mereka, kapan lagi akan bisa berkumpul kalau tidak sekarang. Berkumpul tanpa kehadiran kami sekeluarga katanya tidak seru.

Memang menyenangkan memiliki teman-teman yang baik. Mereka memberi kami pengertian bahwa hubungan yang baik pastilah akan berimbas kebaikan dan itu harus tetap dijaga, meski kelak akan ada jarak yang memisahkan. Kegiatan berkumpul yang begitu intens di minggu-minggu terakhir ini adalah juga gambaran bahwa mereka menganggap kami sebagai sahabat yang baik bagi mereka dan mereka pun juga merasakan kesedihan karena akan berpisah dengan kami. Tidakkah itu terdengar indah di hati?

Termangu Di Jendela

Termangu di depan jendela, dari lantai 4 apartemen, di akhir pekan yang sepi. Memerhatikan lapangan olahraga, taman bermain, kolam renang dan blok-blok bangunan.

Selintas pikiran mendesir di kepala.

Melemparkan pandangan lebih jauh. Bangunan sekolah ADA, lapangan hijaunya yang luas, jalan yang berkelok-kelok, pohon dan tetumbuhan, serta atap-atap rumah.

Tak lama lagi, tak ‘kan kulihat semua.

Nun jauh di ujung mata, nampak lengan-lengan besi pengangkat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Pelepas dan sebuah rumah tangki besar penanda kampung, terlihat samar-samar. Juga pucuk-pucuk menghijau kelapa sawit. Serta birunya laut yang hampir tak kelihatan.

Selebihnya adalah langit, langit yang luas membentang.

Aku teringat lagu dan petikan gitar Adhitia Sofyan pada Adelaide Sky karenanya, terutama pada bagian awal.

I need to know what’s on your mind

These coffe cups are getting cold

Mind the people passing by

They don’t know I’ll be leaving soon

I’ll fly away tomorrow to far away…

Ahh… Johor, I’ll surely be missing you!

Pack Dear, Pack…!

Persiapan telah, sedang dan akan terus dilakukan!

pack2Pengunduran diri dari perusahaan dan sekolah untukku dan ADA sudah diajukan dan disetujui. Permit kerja, tinggal dan belajar untuk masing-masing aku, Mama Ani dan ADA juga sudah dibatalkan dan disesuaikan dengan tanggal keberangkatan kami meninggalkan Johor. Status booking pesawat sudah confirmed. Beberapa hal administratif di perusahaan dan sekolah satu persatu saat ini sedang diselesaikan.

Barang-barang pribadi di apartemen sudah dipilah-pilah dan dimasukkan ke dalam kotak kardus. Kotak-kotak yang nampak di gambar sebelah akan dikirim lebih dahulu dengan menggunakan jasa kurir. Sebagian yang lain akan dibawa sebagai jatah bagasi di pesawat terbang yang akan membawa kami ke Surabaya.

Seperti biasa, ADA si gadis kecilku, tak ingin ketinggalan kalau sedang ada acara photo-photo. Meski itu hanya sekedar bersanding dengan tumpukan kotak kardus 🙂

Hasil Ujian ADA Feb 09

Hasil ujian bulan Februari untuk semester pertama di darjah 2 bagi ADA sudah dibagikan kemarin. Alhamdulillah ADA berhasil menduduki peringkat 2 di kelas dengan nilai rata-rata 93.14% dan predikat cemerlang untuk semua mata pelajaran utama yaitu 5A.

test-feb-09

Meski sama mendapat nilai A, aku lihat pada mata pelajaran Science dan Bahasa Arab,  hasil ujian ADA masih perlu ditingkatkan. Tidak seperti pada mata pelajaran lain yang selalu diatas 90-an, kedua pelajaran ini nilainya naik turun (pada range 80~100). Hasil ujian bulanan dan buku record di darjah 1 menunjukkan hal tersebut. Ini akan menjadi perhatian kami ke depan saat ADA melanjutkan pendidikannya di Indonesia nanti.

Sebenarnya kami sangat menyayangkan ADA harus pindah sekolah ke Indonesia karena ia sudah dapat beradaptasi dan berprestasi dengan baik di sini. Namun situasi yang sangat tidak mendukung memaksa kami tidak dapat bertahan lebih lama lagi di Johor. Insya Allah kelak di Indonesia ADA akan mampu kembali beradaptasi dengan baik demi mempertahankan prestasi dan kemampuannya saat ini.

Dari Akhir Pekan Lalu

Belum sempat menulis banyak lagi. Hanya mau setor photo-photo dari kegiatan akhir pekan lalu.

Sabtu, bowling di Johor Jaya, Johor Bahru – Malaysia. Aku, Mama Ani & ADA dengan Sashi, Emily & Winni:

bowling-1 bowling-2

Minggu di East Coast, Bugis Street dan Orchard Road – Singapore. Aku, Mama Ani & ADA dengan Sashi, Emily dan Winni. Ditambah chinaka Sandra, auntie Rajesh dengan anak menantunya Vicky & Suganthi.

east-coast-11 east-coast-22 bugis-street-12 bugis-street-21

Di Orchard ngga’ sempat ambil gambar, sudah keburu gelap dan gerimis. Lebih banyak photo dari dan terkait sekitar akhir pekan lalu dapat ditemukan di album ini.

Novel Sejarah Islam

Begitu melihat, aku langsung terpikat pada novel-novel sejarah Islam ini. Pada salah satu ruang pamer dari sebuah acara di Angsana Plaza akhir pekan lalu, aku membeli lengkap semua buku seri kepahlawanan pejuang-pejuang Islam terbitan PTS Publications & Distributors Sdn. Bhd.

buku-pahlawan-islam1

Judul-judulnya adalah:

  1. Khalid, Memburu Syahid
  2. Tariq, Menang ataupun Syahid
  3. Umar Al-Khattab, Reformis Dunia Islam
  4. Sultan Muhammad Al-Fateh, Penakluk Konstantinopel
  5. Salahudin Ayubi, Penakluk Jerusalem
  6. Ikramah, Penentang Jadi Pembela
  7. Abu Bakar, Sahabat Sejati
  8. Abu Ubaidah, Penakluk Parsi

Semuanya ditulis oleh Abdul Latip Talib, penulis kelahiran Negeri Sembilan, Malaysia yang telah banyak memenangi berbagai sayembara penulisan. Diantara karyanya yang terkenal adalah novel Randau Ruai yang memenangi hadiah pertama Peraduan Menulis Sastera dan Budaya Serawak serta Beraraklah Awan Pilu yang memenangi Hadiah Sastera Utusan 2005.

Akhir Minggu Yang Penuh

Sebuah akhir minggu yang penuh dengan kegiatan. Dimulai dengan sarapan roti pratha kosong & teh tarik di E & Y Restaurant pada Jum’at pagi bersama Mama Ani dan Emilly setelah ADA berangkat sekolah. Kemudian mendiskusikan satu persoalan sesampainya di apartemen dengan sesama warga penghuni sampai menjelang siang. Shalat Jum’at dan makan siang. Meneruskan membaca Empress Orchid sampai ketiduran dan pada sore hari menemani ADA bermain di playground.

Sabtu pagi sudah nyebur ke kolam renang dengan ADA. Hampir 2 jam kami habiskan bermain bersama dengan Winni (yang datang bersama Sashi) dan Nina (yang datang bersama ibunya). Sampai berkerut-kerut tangan anak-anak itu kedinginan di air. Baru saja selesai bilas, ajakan jalan makan siang ke Red Island Cafe di Taman Nusa Bestari pun datang. Maka ke sanalah kami setelah shalat Dzuhur dengan Sashi sekeluarga.

kopi-putiahAda bluberry pudding, chocolate pudding, Penang chicken lok bar, Island special prawn mee, Island nasi lemak, mint sauce lamb chop, teh tarik, lychee iced blended dan Fall in love tersaji di meja kami kemudian. Rasanya nikmat semua dan mengenyangkan perut. Itupun masih aku tambah lagi dengan secangkir white coffee sebagai penutup. Ternyata campuran creamer dan sedikit susunya sangat pas di lidahku, menjadikan ia highly recommended nih!

Selesai di Red Island, perjalanan diteruskan ke Sutera Mall mencari beberapa bahan keperluan untuk acara makan malam nanti. Ya, kami membuat acara makan malam bersama dengan beberapa orang teman lain di gazebo apartemen. Mama Ani dan juga Emilly kebagian memasak makanan yang akan dihidangkan nantinya. Meski sudah sedikit diburu waktu, ADA dan Winni malahan masih sempat bermain di playground dekat area parkir kendaraan.

Makan malamnya sendiri berlangsung sukses. 5 keluarga lengkap ditambah beberapa orang teman dari luar datang menikmati malam minggu. Sajian tomyam seafood, dalcha kambing, bihun goreng, kwetiau udang, sate ayam dan kambing, ayam goreng, rendang kambing dan aneka minuman menjadi penghangat malam. Penuh tawa dan seru-seruan (security apartemen sampai datang menengok, hihihi…), sampai hampir tengah malam. Kami menyukai acara berkumpul seperti itu dan sudah punya rencana berikutnya untuk mengadakan BBQ lagi minggu depan.

Bangun pagi di hari Minggu sudah ditantang oleh ADA bermain bulutangkis. Dan seolah tak kehabisan energi, Mama Ani kemudian juga mengajak jalan ke Angsana Plaza pada siang harinya. Hanya untuk makan siang (yummy, my favorite Mee Rebus!), berburu kain dan buku, setelah itu pulang, sebelum senja jatuh.

Fiuuhhh… akhir minggu yang penuh!

Catatan: gambar white coffee diambil dari sini.

Rumah Impian Di Leisure Farm Resort

bayou Bak seorang juragan sukses dengan pundi-pundi penuh uang, aku ke Leisure Farm Resort pada akhir minggu lalu. Setelah lebih dari 1.5 tahun di Gelang Patah, baru kali ini punya kesempatan untuk berkunjung ke sana. Setiap kali melintasi highway 2nd Link menuju Singapore, kawasan ini menarik perhatianku karena pesona padang rumput hijaunya yang luas, rumah villa yang mempesona dan beberapa fasilitas yang terlihat dari jalan. Karena tidak memiliki kendaraan sendiri untuk ke sana, maka kesempatan saat kembali dari membeli ikan segar di Kampung Ujung Pendas (sebuah kampung nelayan, berbatasan selat sempit saja dengan Singapore) bersama Sashi, aku memintanya untuk ke Leisure Farm Resort. Kebetulan ketika berangkat ke Pendas, Sashi juga tertarik melihat sebuah spanduk promosi di depan pintu gerbang, sehingga jadilah kami masuk ke dalam kawasan perumahan eksklusif ini.

Kesan pertama, privasi dan keamanan penghuni sangat terjaga. Petugas keamanan adalah pasukan Gurkha dari Nepal. Pos penjagaannya besar, beberapa orang penjaga terlihat di dalamnya. Dari luar aku melihat pos ini dilengkapi dengan komputer (yang menunjukkan beberapa gambar hidup dari kamera pengintai), beberapa peralatan keamanan serta sepeda-sepeda yang terparkir rapi (kemudian aku ketahui bahwa mereka melakukan ronda keliling kawasan setiap 20 menit dengan mengayuh sepeda-sepeda ini). Meski riwayat keberanian pasukan Gurkha sangat terkenal, namun pasukan yang bekerja di kawasan Leisure Farm melayani tamu atau pengunjung dengan sangat baik, ramah serta penuh senyum. Kesan angker tak terlihat pada mereka. Yang jelas, mereka nampak sangat profesional.

Memasuki kawasan dalam, kesan berikutnya yang muncul adalah rapi, sejuk, bersih, luas dan terawat. Jalannya ada yang diaspal dan di beberapa bagian menggunakan conblock, keseluruhannya dibuat 2 jalur yang dipisahkan oleh taman bunga di tengah-tengah. Di tepi jalan beraneka tumbuhan dan bunga berjejer rapi. Aku sempat melihat petugas keliling menyirami tanaman dengan selang air besar dari truk air. Porresia Golf and Country Club di sisi kanan adalah pemandangan indah lainnya. Demikian juga kontur tanah dan jajaran rumah-rumah mewah di sisi lainnya, sungguh memikat mata yang memandang.

drimbunan

Setelah berkeliling di beberapa areal (menurut website di atas seluas 1765 hektar), Sashi mengajak singgah ke kantor pemasarannya. Kantor itu dinamai D’Rimbunan.

serai1

Kami bertemu dengan Samantha Ann, seorang sales executive di sana. Dengan panjang lebar ia menjelaskan banyak hal kepada kami, terutama sekali syarat-syarat kepemilikan rumah dan fasilitas yang tersedia di dalam resort. Ia menunjukkan maket-maket kawasan dan rumah yang dipajang di dalam sebuah ruangan khusus. Bahkan kami dibawanya melihat rumah contoh untuk satu kawasan tema Bayou Water Village yang dinamai Serai.

Cantik, cantik sekali rumahnya! Bagi Leisure Farm, ia adalah tipe rumah paling kecil, namun ia terasa ‘besar’ dan fungsional. Rumahnya eksklusif sekaligus terbuka secara alami. Berada dalam lingkungan yang komunal namun mewah. Secara menyeluruh, barangkali inilah rumah impian bagi sebuah keluarga kecil dengan satu dua orang anak yang menginginkan ketenangan dan kedamaian.

Dan seperti impian, terkadang ia begitu sulit dijangkau. Rumah kecil bertingkat 2 dengan 4 kamar tidur itu dihargai lebih dari RM500 ribu. Silakan dikonversi ke Rupiah jika RM1=Rp3300 saat ini! Belum lagi nantinya ada biaya bulanan untuk perawatan sebesar RM440, tagihan listrik dan air, keanggotaan klub dan sebagainya. Dengan berbagai fasilitas di dalam resort (golf course, klub berkuda, taman agrikultur, fasilitas olahraga dan rekreasi, arena camping, danau, serta banyak lagi rencana pembangunan ke depan), sepertinya memang harus menjadi seorang juragan kaya raya untuk menikmati itu semua. Untuk saat ini, rumah di Leisure Farm cukup disimpan sebagai angan-angan saja.

Catatan: photo diunduh dari website resmi Leisure Farm Resort.