ADA Ulang Tahun Ke-5

Melihat ekspresi ADA di pagi Rabu 17/May kemarin, saat ia bangun tidur dan keluar kamar menemukan kado-kado cantik hadiah ulang tahunnya yang ke-5 tersusun rapi di atas meja, rasanya terbayar sudah semua lelah, waktu, dan biaya yang kami sediakan untuk mempersiapkan ‘hari besar’-nya itu. Betapa tidak? ADA menarik nafas panjang, menutup mulutnya, memandang tak percaya sekaligus haru, dan berdiri mematung di dekat meja tersebut tak berkata-kata. Impiannya untuk memiliki banyak kado di hari ulang tahunnya terkabulkan! Pelukan eratnya menyambut ucapan selamat yang kami berikan adalah tanda kesukacitaannya yang besar atas kejutan kami itu.
Ya, ini adalah ulang tahun yang lebih memberikan arti baginya dibanding tahun-tahun sebelumnya. Karena di tahun ini kami merayakannya dengan sedikit lebih meriah dan melibatkan orang lain. Tidak seperti tahun lalu dimana kami hanya mengajaknya makan di luar dan menghadiahkan sebuah sepeda untuknya, maka tahun ini ADA menikmati ulang tahunnya dengan menerima banyak hadiah/kado dari kami, saudara, kakek/neneknya di Pandaan, dan juga dari tetangga dekat rumah. Juga ia bisa dengan bangga membagikan parcel buah-buahan dan makanan kotak masakan Mamanya kepada teman-teman kecil tetangganya di komplek perumahan kami.

Selain itu kami mengadakan syukuran kecil-kecilan atas ulang tahun ADA di rumah dengan dihadiri oleh teman & keluarga terdekat di Batam ini, seperti Bayu, Citra, Weny, dan Mama Enni (yang oleh ADA disebut sebagai Mama Tinggi karena tubuhnya yang tinggi). Hidangannya adalah masakan Ani semua, mulai dari sambal goreng hati, kentang & daging ayam, sop daging & tulang sapi (yang dimasak dengan Panci Presto barunya!), gulai daging pedas, sayur buncis, acar, serta kerupuk udang.

Ditambah dengan Black Forrest ukuran sedang sebagai kue ulang tahun, kebahagiaan ADA terasa lebih lengkap kami hadirkan.

Hadiah-hadiah untuk ulang tahun ADA tahun ini adalah 3 pasang baju (salah satunya adalah baju pesta berenda, yang disebutnya sebagai baju Cinderella), 2 pasang sandal, 1 pasang sepatu, buku pelajaran berhitung, macam-macam perhiasan asesoris, 3 buah jilbab kecil, bantal bintang kecil bertuliskan I Love You dan 3 buah pigura lengkap dengan photo ukuran 10R dari beberapa photo terbaik ADA.
Selamat Ulang Tahun, anakku ADA !
Seperti dalam puisi yang Mama tulis dalam album photo hadiahmu, engkau adalah gadis kecil kami yang akan mulai menapak kehidupan dengan lebih mandiri. Kau bukanlah anak balita lagi, yang hanya bisa menangis dan menggantungkan keinginannya pada orang yang lebih dewasa. Inilah saatnya kau mulai mempersiapkan dirimu Nak, menghadapi tantangan kehidupan yang akan lebih berat di masa depan. Teruslah belajar dan mengikuti nasehat Papa & Mama, engkaulah tumpuan harapan dan kebahagiaan kami. Tak ada kado yang lebih berarti dari mengetahui kesiapanmu menghadapi hari esok dengan mantap dan penuh percaya diri. We love you so much !

Panci Presto

Jum’at 12/May kemaren gue membelikan panci presto yang sudah lama diinginkan oleh Ani istriku. Kebetulan ada diskon di Hypermart, dari harga Rp. 279900 turun ke Rp. 219900 untuk Maxim berukuran 7 liter. Lumayan, hemat 60 ribu !

Sebenarnya ngga’ ada niatan khusus untuk membelikan, kebetulan saja gue sedang mencarikan hadiah untuk ulang tahun si ADA yang akan jatuh tanggal 17/May Rabu besok ini. Nah pas lagi berkeliling di area mainan anak, mata gue menangkap pajangan panci tersebut di ujung rak sebelah. Setelah menimbang-nimbang dan memeriksa, akhirnya panci presto Maxim itu gue bawa ke kasir. Jadi, alih-alih mendapatkan hadiah untuk kado ulang tahun ADA, malah Mamanya yang mendapatkan hadiah! ADA sabar dulu ya Nak, nanti Papa carikan lagi deh….

Sesampai di rumah, seperti biasa Ani yang membukakan pintu untukku. Dan kedua matanya berbinar kaget dan senang begitu melihat bawaanku. Ia langsung tersenyum dan tertawa dengan ‘surprise’ untuknya itu serta ucapan terima kasih “Papa baik deh…!” 🙂

Malamnya Ani mengatakan bahwa ia sangat senang dan “Kejutan hari ini menunjukkan bahwa Papa sudah mulai romantis!”

Hahahahahaha….

Weekend di Mega Mall

Hari ini gue dan keluarga jalan ke Mega Mall lagi. Selain untuk berbelanja kebutuhan dapur dan harian, juga untuk menikmati akhir minggu yang lumayan panjang ini.

Kami sempat mampir di counter pameran sekolah Djuwita untuk mencari informasi sekolah TK untuk ADA. Yawn! 11.5 juta rupiah untuk sekolah TK??? Not at my level lah!!! Meskipun selama pameran ada promosi diskon 2 juta (kalau bayar saat itu juga!), but still it’s too expensive and out of my reach.

Lebih baik cari sekolah lain saja, yang juga berkualitas dan lebih terjangkau. Untuk sekolah TK, ngga’ perlu mencari yang punya kurikulum National Plus deh, atau punya ekstrakurikuler renang (dan punya kolam renang sendiri!), atau yang mengajarkan Bahasa Inggris sama Mandarin (karena sebagian besar anak didik mereka memang dari kelompok Chinesse kaya). Lagipula dengan anak sekualitas ADA, sekolah TK mana saja juga akan bisa dia selesaikan dengan baik. Yang diperlukan ADA adalah cara bersosialisasi dengan teman-teman seusianya dan beradaptasi dengan lingkungan di luar lingkungan keluarga dan rumah.

Juga sempat makan siang di Pizza Hut yang belakangan menjadi tempat favorit keluarga kami karena tempatnya yang asyik, layanannya yang ramah, serta pizza-nya yang lezat.
Sepiring Spaghetti Chicken Roasted, sepiring Hot Fettucini, 2 Small Delight Pizza (Cheese dan Tuna Fish), semangkok Soup of the Day, 4 potong Garlic Bread, dan 2 gelas Coke serta sebotol air mineral menjadi menu makan siang kami bertiga. Hmmmm…. yummy!

Dan ADA mendapatkan 2 balon hias sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang, meskipun Mamanya selalu merasa terganggu dengan bunyi balon yang krek-krek-krek siap meledak setiap waktu! 🙂

Libuuuuurrr….!!!

Mau kemana dan ngapain ya libur 2 hari (bahkan bisa terhitung 3 hari karena hari Senin gue masuk kerja malam) di akhir pekan ini?

Di rumah saja?
Main ke mall/plaza?
Mengunjungi saudara/teman?
Jalan-jalan ke pantai/danau?

Hmmmm….
*thinking*

I need to make a plan !

Refleksi 2 May

Tadinya tulisan ini dimaksudkan sebagai ‘kado’ ulang tahunku yang jatuh pada tanggal 2 May. Tapi karena kesibukan dan keterbatasan akses ke internet, baru sekarang tulisan ini bisa muncul di sini.

Menjalani 34 tahun kehidupan di dunia ini sungguh adalah rahmat yang diberikanNya. Dan adalah rahasia Allah SWT pulalah entah berapa waktu ke depan rahmat itu akan terus diberikan. Entah itu dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan ataupun tahun. Yang jelas ucapan syukur dengan apa yang telah dijalani, dimiliki, dan dihadapi, haruslah kuucapkan. Sebagai wujud rasa terima kasih atas semua ujian penempaan diri ke arah yang lebih baik yang diberikan Allah SWT. Karena tanpa itu semua, tidaklah berarti apa-apa 34 tahun yang telah kujalani tersebut.

Perjalanan kehidupan dari masa kanak-kanak, remaja, menginjak dewasa dan hingga saat ini, terasa seperti sebuah flashback yang bergerak teramat cepat dan nyaris tak terikuti. Fragmen-fragmen kehidupan di masa lalu membawa begitu banyak hikmah di masa sekarang. Ada periode keriangan bermain, masa belajar, mulai mengerti alur hidup, saat-saat sulit perjuangan diri, kesulitan dan kebahagiaan yang silih berganti, ketegaran dan keberhasilan, penyesalan dan kesalahan, kekuatan dan keberuntungan, di banyak kota yang pernah dijalani (Payakumbuh, Padang, Bandung, Jakarta, Kediri dan Batam), dalam rentang bulan atau puluhan tahun, semua bergerak mengikuti ketentuanNya.

Ya, kehidupan ini bergerak sesuai perintah Allah SWT! Tidak ada yang bisa memperlambat, mempercepat, menghentikan, atau memutar ulang roda hidup ini, selain Dia. Dan atas rahmatNya lah, aku sampai di titik dimana aku berada saat ini.

Dalam salah satu tulisannya Omar Kahyyam pernah menulis;
The moving finger writes; and having writ,
Moves on: nor all piety no wit
Shall lure it back to cancel half time a line
Nor all thy tears wash out a world of it
(Indra Gunawan dalam buku “Menelusuri Buku Kehidupan” hal. 8)

diartikan;
Tangan kehidupan itu senantiasa bergerak,
Membuat goresan segala yang pernah diperbuatnya.
Ia mengukir dan memahat semua yang sudah dilakukan
Semua kebajikan, kesalehan, ataupun sesal air mata
Tak akan membatalkan jejak yang pernah di torehnya.

Orang yang paling berpengaruh dan berjasa dalam kehidupanku adalah Papa Azmi Ridjan dan Mama Rahimiar Wahid. Merekalah yang telah melahirkan, mengasuh, mendidik, mengajar, mengarahkan, sampai mengantarkanku ke gerbang kehidupanku sendiri. Dengan pola dan cara mereka, dengan kesulitan dan kemampuan, dengan airmata dan pengharapan, dengan sepenuh hati dan segenap emosi, jadilah aku. Tanpa mereka, aku bukanlah aku yang sekarang! Tiada imbalan yang lebih pantas kuberikan selain mencintai mereka dengan setulus-tulusnya. Karena semua ucap, laku atau pemikiranku tidaklah cukup dibalas hanya dengan ucapan terima kasih atau permohonan maaf.

Tantangan kehidupan bagiku ke depan adalah menjadikan keluarga kecilku (anakku Alifia ADA dan istriku Ani Destriana) untuk lebih baik dalam sisi aqidah, pemikiran, pendidikan, kesehatan dan finansial. Dalam fungsi sebagai kepala keluarga dan orang tua, aku harus membimbing mereka untuk lebih baik dan lebih baik lagi.

Hidup kita pasti akan bergerak dan terus berjalan serta tak membiarkan kita menunggu (entah karena kemalasan atau menantikan keajaiban). Hidup adalah perjalanan yang hanya akan berhenti ketika ruh tidak bersama raga fana ini. Dan kitalah yang menentukan hendak dibawa kemana roda kendaraan kehidupan ini akan digulirkan, menuju keterpurukan atau kebaikan. Aku meyakini itu, dengan mengikuti ketentuan Allah SWT.

Pada akhirnya, inilah sebuah refleksi diri, perenungan panjang atas pergulatan kehidupan jiwa raga. Yang akan berujung di satu tujuan akhir: Tuhan. Dengan cara apapun, dengan jalan apapun, yang kita pilih sendiri. Seperti aku memilih jalanku.

Selamat menempuh sisa kehidupanmu, Arizaldi Ardal !

Low Motivation


Belakangan gue ngerasa motivasi kerja gue sedang rendah banget. Datang ke pabrik ngga’ begitu semangat kayak dulu-dulu, gue lebih ngerasa hanya ngejalanin kewajiban saja, sambil bersosialisasi dengan teman-teman.

Mungkin karena situasi perusahaan yang sedang ‘low volume’ dengan diikuti kemungkinan penciutan organisasi. Jumlah line produksi yang berkurang (sebagian ditransfer ke Thailand dan Malaysia), produk dengan tingkat kesulitan yang biasa-biasa saja, kapasitas produksi yang di atas kebutuhan pengiriman, dan lain-lainnya membuat gue merasa ‘tak tertantang’ untuk bekerja keras. Yang tinggal adalah kerja-kerja rutin saja, yang bisa dilakukan oleh para Supervisor gue. ‘Bukan porsi gue’ itu barangkali kata kuncinya, sehingga sering gue ngerasa bosan mengerjakan tugas-tugas yang ada.

Apalagi juga ada isu-isu perusahaan akan tutup, lantai produksi akan dikurangi (dari 2 lantai menjadi satu saja), tenaga kerja kontrak tidak akan diangkat menjadi karyawan permanen, Serikat Pekerja yang ‘berulah’, sebagian karyawan akan ditempatkan di plant Malaysia, dan macam-macam lainnya yang membuat suasana menjadi tidak senyaman sebelumnya.

Kondisi low motivation ini paling terasa kalau gue masuk malam. Dengan tidak adanya meeting antar departemen, kontrol yang kurang (karena tidak ada Managers di shift malam), pekerjaan yang cenderung hanya pengawasan dan tindak lanjut dari shift siang, juga faktor ‘jam tubuh’ yang secara alami menginginkan istirahat, membuat semuanya semakin ngga’ ada tantangannya.

I need new challenges and endeavours in my job !

ADA Nebulasi

Selasa pagi (09/May) gue ditelpon istri yang mengabarkan kalau panas badan ADA naik tinggi disertai sesak nafas. Gue yang masih di pabrik jam 6 pagi itu (masuk kerja shift malam) langsung memutuskan pulang agar bisa membawa ADA pergi ke dokter/rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Ini adalah kambuhan penyakit sesak nafas/asthma ADA yang pertama dalam setahun terakhir ini, sudah cukup lama ia tak mengalaminya, makanya harus direspon dengan cepat.

Sesampainya di rumah, ADA masih tergolek lemah di tempat tidurnya. Ia menangis ngga’ mau diajak ke dokter karena takut nanti ‘di-oksigen’. Setelah gue bujuk dengan mengatakan bukan dioksigen melainkan untuk Nebulasi, barulah ia mau diajak pergi.

Taksi datang jam 7-an, kami langsung berangkat. Rencananya adalah ke RS Otorita Batam di Sekupang, yang adalah rumah sakit rujukan dari klinik kesehatan perusahaan. Tapi di saat taksi langganan kami ini mampir mengisi bensin di tengah perjalanan, kami akhirnya memutuskan untuk membawa ADA ke RS Awal Bros. Pertimbangannya ada 2, pertama karena kami tidak mengantongi surat rujukan dokter klinik perusahaan (yang nantinya akan diminta di RS Otorita Batam) dan kedua karena pertimbangan waktu dan jarak. Ini adalah kunjungan pertama kami ke rumah sakit ini sejak ia hadir di kota Batam.

Setelah diperiksa perawat dan dokter, ADA kemudian di-nebulasi sekitar 20 menit. Selama proses itu, ADA kami semangati untuk menghirup banyak-banyak uap obat yang keluar dari selang di maskernya itu. Kami bilang agar ADA mengusir cepat-cepat penyakit yang ada di saluran pernafasannya agar cepat sembuh. Sesekali kami ciumi dia sebagai ungkapan sayang dan simpati padanya. ADA tersenyum dan mengangguki nasehat-nasehat kami. Ia menghirup dalam-dalam uap obat melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut. Ia anak yang sangat pemberani!

Setelah itu dokter memberikan beberapa nasehat, membuat resep obat dan surat keterangan. Dan konsultasi dengan dr Henry Maulana itu masih terus berlanjut dengan istri gue sementara gue menyelesaikan urusan administrasi dan mengambil obat di apotik.

Alhamdulillah ADA dapat perawatan yang baik dan dengan penanganan yang intens disertai obat di rumah ia akan bisa pulih sembuh seperti sebelumnya. Tinggal bagaimana kami mengontrol kegiatan ADA di rumah, karena meskipun sakit ADA paling tidak bisa diam !

Catatan tambahan, istriku bilang bahwa ia senang dengan layanan dokter dan rumah sakit Awal Bros ini. Ramah, bersih, cepat dan biayanya terjangkau (sebelumnya kami berfikir bahwa RS Awal Bros ini adalah rumah sakit yang mahal). Bahkan jika nantinya hamil dan melahirkan, istriku mau dirawat di sana (padahal sebelumnya ia ngga’ percaya pada rumah sakit-rumah sakit yang lain di Batam). Gue yakin orang-orang di Awal Bros akan tersenyum senang membaca ini, karena bagaimanapun first impression judges it all.