Nak Balik Kampong!

Sore ini aku pulang ke Batam. Hari Kamis pagi kami sekeluarga dan Bapak akan ke Padang untuk menghadiri pernikahan Emil dan Awan.

Karenanya dalam minggu ini kemungkinan besar tidak ada update baru di rumah virtual ini. Kalau sempat dan ketemu warnet, mungkin ada info-info sedikit tapi ya ngga’ janji deeehh, hehehe…. 🙂

Nanti saja kalau sudah pulang dan berada di Gelang Patah lagi, cerita-cerita perjalanan serta hal-hal yang ditemui selama seminggu akan dituliskan sebagai bagian dari catatan kehidupanku.

Cinta Di Dalam Dompet

Mama Ani memang penuh kejutan. Ada saja caranya menunjukkan perhatian padaku. Hal-hal kecil dan sederhana tapi terasa sangat berarti. Bingkisan yang dititipkan melalui Metra ini adalah contohnya.

Setelah dibuka, eh ada suratnya! (Tuh kan, karena melihat punyaku sobek sedikit aja udah dibilangin jelek dan harus diganti…)

Isinya? Sebuah dompet kulit berwarna hitam!

Dan di dalamnya sudah terselip 2 photo, ADA ‘temok’ saat berumur 5 tahun dan kami saat main ke Underwater World Sentosa Island, Singapore beberapa tahun lalu.

Terima kasih, Mama Ani.
I like the wallet! But more than that, I love the way you care of me! 🙂

Hari Raya Bersama Alumni ESQ S’pore

Menghadiri acara-acara ESQ baik itu training, buka bersama, renungan, rapat, silaturahmi, dsb bagiku adalah kegiatan yang membahagiakan. Bertemu dengan sahabat-sahabat dalam suasana yang sangat akrab dan santun serta penuh kasih sayang merupakan anugerah indahnya tali silaturahmi yang diberikan Allah kepada umatNya. Karena itu aku berusaha agar selalu dapat mengikuti acara-acara yang diselenggarakan oleh ESQ dan FKA di mana jua aku berada. Seperti saat di Padang 3 bulan lalu, di Batam, bahkan di Singapore seperti kemarin.
Undangan Hari Raya Bersama bagi alumni ESQ Singapore ini kuketahui dari website FKA ESQ Kepri. Acara sejenis halal bihalal di Indonesia ini diadakan di Masjid Darussalam, Clementi. Isi dan format acara diadakan dalam nuansa yang sangat khas ESQ. Mulai dari para panitia (dan sebagian hadirin) yang berpakaian hitam-hitam, backdrop layar dengan display-display 165, lagu-lagu yang biasa terdengar dalam training ESQ, sharing pengalaman training/spiritual, sampai ke hadiah-hadiah kecil dan juga door prize bagi peserta.

Juga ada kejutan teleconference dengan Pak Ary Ginanjar Agustian melalui handphone Mas Aminul Rahman Pulungan, trainer yang diundang alumni ESQ Singapore untuk memberikan sambutan, menjelaskan Asmaul Husna serta memimpin do’a di akhir acara.

Sahabat-sahabat dari Batam cukup banyak yang datang, antara lain Pak Sonny dan keluarga (Bunda Wury, Viqha, Azeem, dan Dhanie), Kang Didan & Bunda Dini, Pak Sugeng dan keluarga, Pak Masrur Amin dan keluarga, Mbak Widia dan Putra dari Shinetsu, Mas Yulianto, Bunda Yeni, Bunda Siti Djamilah dan beberapa sahabat-sahabat lainnya. Sungguh menyenangkan bertemu dengan mereka semua!

Kerja keras dan usaha alumni ESQ Singapore untuk mengadakan acara ini pertama kalinya di Singapore patutlah dihargai setinggi-tingginya. Terutama sekali kepada Pak Ibrahim, Ustad Ashari, Bunda Saibah, Bunda Jamilah, Ustad Zul, Madam Liana, Cik Razeem, dan lain-lain yang tak dapat disebutkan satu persatu di sini. Marilah kita pererat tali silaturahmi dan memperkuat ukhuwah diantara kita demi tegaknya syiar Islam dan nilai-nilai 165 di muka bumi.

Masjid Darussalam, Clementi – S’pore

Acara Hari Raya Bersama alumni ESQ Singapore hari Minggu siang kemarin mengambil tempat di Masjid Darussalam di Commonwealth Avenue West di kawasan Clementi. Masjid ini berlokasi sekitar 7 menit jalan kaki dari MRT station Clementi. Jika sebelumnya aku hanya melihatnya dari atas kereta MRT yang lewat di atasnya di jalur East West, maka kemarin aku bisa merasakan suasana dan melaksanakan shalat di dalamnya.

Penataan ruang dan fasilitas masjid sangat bagus, tertata dengan baik, lengkap, menjadi pusat ibadah sekaligus juga adalah pusat kemasyarakatan Islam di kawasan Clementi. Mulai dari ruang utama untuk shalat, area tertutup berwudhu, tersedianya perpustakaan, dinding informasi, sampai taman di dalam masjid. Demikian juga dengan kantin, aula untuk aneka kegiatan, tempat istirahat, area parkir, kantor managemen, ruang IT, dll.

Masjid yang indah, lengkap dan sungguh menyenangkan berada di dalamnya!

Bus Johor – Singapore PP Rp. 30,000 !

Mungkin adalah salah satu biaya perjalanan lintas negara paling murah di dunia. Ya, pulang pergi dari Johor ke Singapore dan balik lagi ke Johor hanya menghabiskan biaya Rp. 30,000! Mari kita hitung…

Dari Gelang Patah, Johor Bahru menggunakan bus Causeway Link Handal Indah bernomor trayek CW3 ke Jurong East Bus Interchange, Singapore ongkosnya adalah RM3.5 saja. Sebaliknya dari Jurong East ke Gelang Patah biayanya adalah S$3.5. Perhatikan, sama-sama 3.5 tapi berbeda mata uang. Jumlah totalnya (RM3.5 + S$3.5) jika dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah, kurang lebih adalah 30 ribu saja. So, murah kan?

Ini busnya (photo diambil di depan halte bus di Gelang Patah):
Busnya ber-AC, bagus, bersih, aman dan cukup nyaman. Tidak ada kenek, penumpang bayar ke alat di depan dekat sopir, bel berhenti di setiap tiang dan jendela, pegangan tangan untuk yang tidak kebagian tempat duduk, dan tentu saja tidak ada pengamen, pengemis, dan sebangsanya… 🙂

Dan ini secuil pemandangan dari tempat menunggu bus trayek CW3 ke Gelang Patah di Jurong East Bus Interchange. Bus berhenti persis di depan pintu antrian, penumpang antri mengikuti jalur pagar besi yang telah disediakan dan naik tertib satu persatu tanpa perlu berebut.

Untuk yang ingin mencoba, kapan-kapan kuajak. Hehehe… 🙂

Ada Apa Dengan Lift?

Hari ini terulang lagi lift di apartemen bergerak tidak sesuai perintah yang diberikan. Setelah kejadian ini aku sebenarnya sudah melupakannya, paling-paling ada sistem mekanis yang tak berfungsi semestinya atau apalah. Bukan hal-hal yang berkaitan dengan supranatural pokoknya.
Tapi tadi pagi saat hendak turun ke lantai 1, tentunya dengan menekan tombol angka satu dan tombol penutup pintu, lift malah bergerak naik ke lantai 8! Halah… apalagi nih? pikirku. Seharusnya menurut logika instruksi mekanis, lift terdekat yang turun maka itulah yang langsung turun ke bawah. Bukan berdasarkan prioritas waktu panggil setiap lantai. Jadi kalau dipanggil turun ya turun aja, tidak melayani panggilan naik meski itu untuk turun juga.

Tapi itulah yang terjadi, lift naik ke lantai 8 dimana tidak ada orang yang memanggil! Setelah pintu menutup, lift lalu kembali turun tanpa aku menekan tombol 1 lagi. Tuh kan aneh… seharusnya ada perintah lagi agar lift itu turun, tapi ini ngga’. Darimana lift tahu kalau ia harus naik atau turun, sementara saat itu lampu angka 1 sudah kembali mati!

Dan ternyata pagi itu bukan aku saja yang mengalami kejadian aneh itu. Teman-teman perempuan di blok B yang akan turun dari lantai 13 ke lantai 1 malah dibawa naik ke lantai 16 dulu lalu diturunkan di lantai 4, padahal tidak ada yang menekan tombol 4 atau ada orang yang menunggu di lantai 4! Karena ini baru pertama kali mereka alami, karuan saja mereka ketakutan. Mereka langsung keluar lift di lantai 4 dan memilih turun lewat tangga saja!

Weird, huh?

Bapak Datang Ke Batam

Bapak mertuaku datang ke Batam jam 10.30 pagi tadi. Bapak naik pesawat Lion Air penerbangan langsung dari Surabaya. Ini adalah kunjungan Bapak kedua kali ke Batam sejak putri sulungnya, yang adalah Mama Ani, merantau jauh dari rumah. Yang pertama dulu tahun 2000, saat Mama Ani baru saja selesai kontrak kerja 2 tahun dengan PT TEC Indonesia – Batam dan akan melangsungkan pernikahan denganku. Dulu tujuan Bapak datang adalah untuk menemui kami, menjemput Mama Ani, dilanjutkan dengan bersilaturahmi dengan keluargaku di Padang, dan kemudian membawa Mama Ani pulang ke Kediri menyiapkan segala sesuatunya untuk pernikahan kami.

Kali ini juga hampir sama tujuannya, tapi untuk anak yang berbeda, yaitu Bayu. Bayu berencana untuk menikahi Metra dalam waktu dekat, yang jika sesuai rencana mereka akan dilangsungkan pada bulan Februari 2008 mendatang. Karena itulah Bapak datang untuk bersilaturahmi sekaligus melamar Imet ke keluarganya di Bukittinggi.

Kenapa ke Batam dulu adalah agar bisa berangkat bersama aku, Mama Ani dan ADA ke Padang pada tanggal 1 Nov nanti. Kami akan menghadiri acara pernikahan adik bungsuku Melda Rosa dengan Awan Rantisi yang akan dilangsungkan pada tanggal 2~3 Nov.

Jadi buat Bapak, kunjungan kali ini akan bermakna banyak; menemui anak cucu di Batam, bertemu besan di Padang, mewakili keluarga Kediri menghadiri pernikahan Emil, dan melamar Imet untuk Bayu di Bukittinggi.

Untuk Bapak aku mohon maaf atas 2 hal: tidak berada di Batam saat Bapak datang dan tidak adanya photo yang lebih baik daripada yang ditampilkan di sini. Nyuwun pangapunten ingkang saageng-agengi pun, Pak… 🙂

Lupa Jum’at

Sudah 2 kali lupa kalau ini hari Jum’at dan aku harus pergi shalat Jum’at ke mesjid. Tadi pukul 12.25 (waktu Johor) diajak Hadi pergi Jum’atan, barulah teringat, “O iya, ini kan hari Jum’at! Astaghfirullah aladzhiim…!” dalam hati. Buru-buru pergi keluar dan meninggalkan pekerjaan di meja.

Minggu lalu lebih parah. Tersadar kalau itu hari Jum’at sudah pukul 13.07 siang. Lari keluar mencari teman/kendaraan untuk ke mesjid, tapi tak ada lagi. Akhirnya diganti shalat Dzuhur saja di mushalla pabrik.

Ya Allah, ampuni hamba yang khilaf. Ampunilah hamba yang ‘tersesat’ dalam kesibukan dunia ini. Bukakanlah pikiran hamba untuk selalu ingat pada kewajiban-kewajiban hamba. Mudahkanlah jalan untuk hamba, jangan Engkau tutupi pikiran hamba, dan dekatkanlah selalu aku padaMu.

Kenapa Sih, Malaysia?

Apa yang salah dalam hubungan Indonesia – Malaysia? Kenapa ada aroma ketidaksukaan Malaysia terhadap Indonesia yang tercium tajam?
Banyak sudah yang terjadi, Malaysia berlaku arogan dan Indonesia sangat penyabar. Mengenai nasib TKI/TKW kita yang terhinakan (ratusan bahkan ribuan kasus terjadi sepanjang tahun, bahkan kepada wakil resmi bangsa di kancah karate!). Mengenai sengketa pulau-pulau terluar. Mengenai asap kiriman kebakaran di Sumatera atau Kalimantan. Mengenai batik atau rendang atau angklung yang diaku-aku produk budaya Malaysia. Mengenai diskriminasi dan apresiasi yang sangat rendah terhadap Indonesia (bahkan sampai tidak mengakui nama Indonesia dan hanya memanggil orang Indon!). Bahkan sampai soal mencaplok lagu Rasa Sayange dan lagu daerah Sumbar (update). Mengenai banyak hal yang ah…, terkadang bisa menimbulkan sakit hati…

Ada apa, Malaysia? Apa yang salah dengan bangsaku, bangsa Indonesia? Kami tidak benci padamu. Kami punya banyak kawan-kawan di Malaysia, kami semua senang dan baik-baik saja. Bahkan aku pribadi baru saja memulai kehidupan baru di salah satu bagian negerimu. Aku suka karena tak banyak berbeda dengan negaraku. Tapi kenapa sebagai bangsa, kau tunjukkan ketidakbersahabatanmu itu?

Jika warga kami marah padamu, itu adalah hal yang sangat wajar. Gambar ini adalah contohnya. Kami harap kamu maklum dan sadar diri untuk tidak benar-benar menjadi seperti yang disebut disitu.

Salam damai dari Indonesia!